bournesofdaytona.com – Produsen mobil Prancis, Renault SA, sedang mempertimbangkan rencana yang berpotensi mengurangi jumlah tenaga kerja. Menurut laporan media Prancis, Renault berupaya memangkas staf di posisi pendukung seperti sumber daya manusia, keuangan, dan pemasaran sebanyak 15 persen sebagai bagian dari strategi penghematan biaya yang dinamakan “Arrow.” Saat ini, perusahaan tersebut mempekerjakan sekitar 98.636 orang di seluruh dunia dan pemangkasan ini dapat berdampak pada sekitar 3.000 pekerja, terutama di kantor pusatnya di Prancis dan lokasi-lokasi lainnya.
Keputusan akhir mengenai rencana tersebut diharapkan akan diambil pada akhir tahun ini. Juru bicara Renault mengonfirmasi bahwa perusahaan tengah menganalisis cara untuk menyederhanakan operasi mereka. Dalam situasi pasar otomotif yang semakin tidak pasti dan kompetitif, upaya untuk mempercepat eksekusi dan mengoptimalkan biaya tetap menjadi prioritas.
Meski tidak menjual mobil di Amerika Serikat, Renault mengalami dampak tidak langsung dari kebijakan tarif impor yang berlaku di sana. Para pesaingnya di Eropa semakin berjuang untuk memasarkan kendaraan mereka, yang juga menambah tekanan pada perusahaan ini. Selain itu, tekanan dari produsen otomotif asal China dalam segmen kendaraan listrik dan hibrida semakin ketat.
Di tengah pertumbuhan pasar Eropa yang stagnan—tempat di mana Renault menjual lebih dari 70 persen produknya—perusahaan merencanakan investasi sebesar 3 miliar euro, setara dengan sekitar Rp56 triliun, untuk meluncurkan delapan model baru di pasar negara berkembang hingga tahun 2027. Keputusan ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan perluasan bisnis Renault di masa depan.